Dokumen Lelang Tender



Dokumen-dokumen yang diperlukan untuk sebuah tender biasanya mengikuti persyaratan yang diminta oleh owner dalam proses penawaran proyek akan tetapi jika kita punya daya kreatif dan inovasi tinggi tentunya akan memberikan melebihi permintaan agar dapat menjadi yang terbaik dan memenangkan proses pelelangan proyek, meskipun untuk memenangkan tender terdapat berbagai faktor penentu lainya setidaknya dengan membuat dokumen penawaran yang baik kita sudah melakukan selangkah kedepan.

Tender proyek adalah sebuah proses pemilihan kontraktor yang tepat untuk melaksanakan proyek

Dokumen lelang yang disiapkan owner ( pemilik proyek) atau diwakili konsultan antara lain:

  • Rencana kerja dan syarat-syarat 
  •  Syarat-syarat megikuti lelang
  • Jadwal lelang
  • Daftar pekerjaan dan volume masing-masing pekerjaan ( bill of quantity)
  • Gambar perencanaan proyek
  • Definisi proyek


Dokumen lelang yang disediakan kontraktor dalam penawaran proyek konstruksi antara lain:
  • surat keterangan ahli konstruksi
  • Pengalaman kerja perusahaan
  • Daftar tenaga ahli
  • Daftar peralatan proyek
  • Schedule, atau jadwal proyek (kurva s, network planning atau bar
  • Metode kerja pelaksanaan proyek
  • Surat jaminan pelaksanaan dari bank
  • Foto kopi KTP dan ijazah tenaga ahli
  • Rencana anggaran biaya pelaksanaan proyek
  • struktur organisasi pelaksanaan proyek
  • Spesifikasi bahan yang akan dipakai untuk proyek
  • dll

Jalan Beton

Jalan Beton


Sifat-sifat jalan beton:

  • Kuat
  • Awet
  • Bebas perawatan


Hal yang penting perlu dipahami, bahwa cara kerja struktur jalan beton adalah tidak sama dengan cara kerja konstruksi slab beton bertulang yang digunakan pada bangunan gedung. Meskipun sama-sama memakai material beton, sehingga awam yang melihatnya sepintas tidak ada perbedaan, tetapi tidak berarti bahwa cara desain maupun pelaksanaannya akan sama juga.
Jalan beton dari sisi perilaku strukturnya memang terlihat lebih bagus, tegangan yang timbul akibat beban yang sama relatif lebih kecil sehingga tidak diperlukan base-course yang tebal. Meskipun demikian, karena rigid maka pengaruh shrinkage (kembang susut) karena thermal menjadi dominan. Hal inilah yang menyebabkan dijumpai beberapa macam konstruksi jalan beton. Idenya ada dua, yaitu:

  • jika jalan beton dibuat kontinyu (pemakaianya nyaman) maka untuk mengantisipasi kembang-susut pada jalan tersebut harus dipasang tulangan baja sebagai tulangan susut. Meskipun jumlahnya relatif kecil, khususnya jika dibandingkan konstruksi slab pada bangunan gedung, tetapi penggunaan tulangan baja menyebabkan jalan beton ini menjadi mahal dan tentu saja pengerjaannya akan lebih kompleks. Ingat, ini konstruksi jalan, yang panjangnya relatif lebih panjang (besar) dibanding slab untuk kontruksi bangunan gedung.
  • jalan beton di sekat-sekat dengan siar dilatasi. Jadi jalan beton dibuat atau terdiri dari segment yang terpisah-terpisah. Dengan terpisah-terpisah ini maka resiko kerusakan akibat faktor kembang susut menjadi teratasi tanpa perlu memasang tulangan susut. Ini jelas akan lebih murah di banding sistem diatas. Masalah timbul, selain jalan ini menjadi tidak nyaman (perlu konstruksi khusus agar rata) tetapi juga ada masalah  jika terjadi beban di atasnya, tegangan di tanah pada pinggiran segement menjadi besar, berbeda dengan gambaran di atas. Untuk mengatasinya, agar segment sebelah dan sebelahnya juga dapat bekerja maka kedua segment yang berdekatan dipasangi dowel.

Workabilitas Beton


Sifat ini merupakan ukuran dari tingkat kemudahan campuran untuk diaduk, diangkut, dituang dan dipadatkan tanpa menimbulkan pemisahan bahan susunan pembentuk beton. Taiji saji (1984) menguraikan bahwa sifat workabilitas beton segar ditandai dengan enam karakter yaitu : konsistensi, plasticity (plastisitas), placeability (kemudahan dituang), flowability (keenceran), finishability (kemudahan dirapikan), dan pumpability (kemudahan dipompa). Sedang Newman dalam Murdock (1999) menuliskan bahwa sekurang-kurangnya tiga sifat yang terpisah dalam mendefinisikan sifat ini, yaitu:
  • Kompakbilitas, kemudahan beton dipadatkan
  • Mobilitas, kemudahan beton mengalir dalam cetakan 
  • Stabilitas, kemampuan beton untuk tetap sebagai massa yang homogen, koheren dan stabil selama dikerjakan atau dipadatkan.
Tingkat kompakbilitas campuran tergantung pada nilai faktor air semennya. Semakin kecil nilai faktor air semen, adukan beton semakin kental dan kaku sehingga makin sulit untuk dipadatkan. Sebaliknya semakin besar nilai faktor air semen adukan beton semakin encer dan semakin sulit untuk mengikat agregat sehingga kekuatan beton yang dihasilkan semakin rendah.

Pengamatan workabilitas beton di lapangan pada umumnya dilakukan dengan slump test. Pengetesan ini merupakan petunjuk dari sifat mobilitas dan stabilitas beton. Neville (1981) menuliskan bahwa slump test bermanfaat untuk mengamati variasi keseragaman campuran. Pada beton biasa, pengujian slump dilakukan untuk mencatat konsistensi dalam satuan mm penurunan benda uji beton segar selama pengujian.


Selain itu workabilitas dapat juga diamati dengan mengukur faktor kepadatan, yaitu rasio antara berat aktual beton dalam silinder dengan berat beton dalam kondisi padat pada silinder yang sama. Faktor kepadatan memberikan indikasi bahwa tingkat kemampuan beton tersebut dipadatkan.

Konsep Penentuan Nilai Slump




Terdapat 2 hal yang perlu diperhatikan didalam pelaksanaan pengecoran beton,diantaranya adalah :

1. Faktor kekuatan
yang dalam hal ini merupakan kekuatan tekan karakteristik dari beton itu sendiri (fc’). Kekuatan tekan karakteristik adalah kekuatan tekan, dimana dari sejumlah besar hasil-hasil pemeriksaan benda uji, kemungkinan adanya kekuatan tekan yang kurang dari itu terbatas sampai 5% saja. (Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 N.I.-2)
Faktor kekuatan ini berkorelasi dengan umur dari beton tersebut.

2. Faktor kelecakan / workability
Ini merupakan faktor yang terkait dengan kemudahan didalam pelaksanaan pekerjaan. Salah satu parameter yang bisa dilihat terkait dengan hal ini adalah nilai slump
Slump adalah nilai jatuhnya beton,diukur dari permukaan atas cast kerucut terpancung.

Slump Test dan Kegunaannya


Uji Slump pada Campuran Beton
Test Slump dilakukan untuk mengetahui mutu beton yang digunakan apakah sesuai dengan perencanaan. Slump Test adalah satu variabel yang bisa dilakukan di lapangan untuk menguji ketepatan campuran beton yang dipesan. Slump Test dilakukan pada saat sebelum pengecoran berlangsung. Hasil dari slump test akan diambil sampelnya untuk diuji kembali di labolatorium.Test slump tidak menggunakan kubus akan tetapi menggunakan alat yang berbentuk tabung yang pada dasarnya sama dan biasanya disebut uji silinder. Tabung tersebut berukuran 15 x 30 x 15 cm dan batang pengocok dari besi tulangan 16 dengan panjang 50 cm.

Konsultan Perencana Proyek



Konsultan perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh pemberi tugas untuk melaksanakan pekerjaan perencanaan, perencana dapat berupa perorangan atau badan usaha baik swasta maupun pemerintah.

Tugas konsultan perencana dalam pelaksanaan proyek konstruksi adalah:

  • Mengadakan penyesuaian keadaan lapangan dengan keinginan pemilik bangunan.
  • Membuat gambar kerja pelaksanaan.
  • Membuat Rencana kerja dan syarat – sayarat pelaksanaan bangunan ( RKS ) sebagai pedoman pelaksanaan.
  • Membuat rencana anggaran biaya bangunan.
  • Memproyeksikan keinginan – keinginan atau ide – ide pemilik ke dalam desain bangunan.
  • Melakukan perubahan desain bila terjadi penyimpangan pelaksanaan pekerjaan dilapangan yang tidak memungkinkan desain terwujud di wujudkan.
  • Mempertanggungjawabkan desain dan perhitungan struktur jika terjadi kegagalan konstruksi.

Kemudian proses pelaksanaanya diserahkan kepada konsultan pengawas

Wewenang konsultan perencana adalah:
Mempertahankan desain dalam hal adanya pihak – pihak pelaksana bangunan yang melaksanakan pekerjaan tidak sesuai dengan rencana.

Konsultan Pengawas Proyek



Konsultan pengawas adalah pihak yang ditunjuk oleh pemilik proyek ( owner ) untuk melaksanakan pekerjaan pengawasan. Konsultan pengawas dapat nerupa badan usaha atau perorangan.

Konsultan pengawas dalam suatu proyek mempunyai tugas sebagai berikut:

  • Menyelenggarakan administrasi umum mengenai pelaksanaan kontrak kerja.
  • Melaksanakan pengawasan secara rutin dalam perjalanan pelaksanaan proyek.
  • Menerbitkan laporan prestasi pekerjaan proyek

Kontraktor Pelaksana Proyek

Kontraktor Pelaksana adalah badan hukum atau perorangan yang ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan proyek sesuai dengan keahliannya. Atau dalam definisi lain menyebutkan bahwa pihak yang penawarannya telah diterima dan telah diberi surat penunjukan serta telah menandatangani surat perjanjian pemborongan kerja dengan pemberi tugas sehubungan dengan pekerjaan proyek. Pada Proyek ‘ tempat penulis kerja praktek’ ini, pemilik proyek ( owner) memberikan kepercayaan secara langsung kepada kontraktor pelaksana untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi. Peraturan dan persetujuan tentang hak dan kewajiban masing-masing pihak diatur dalam dokumen kontrak. Kontraktor bertanggung jawab secara langsung pada pemilik proyek ( owner) dan dalam melaksanakan pekerjaannya diawasi oleh tim pengawas dari owner serta dapat berkonsultasi secara langsung dengan tim pengawas terhadap masalah yang terjadi dalam pelaksanaan. Perubahan desain harus segera dikonsultasikan sebelum pekerjaan dilaksanakan.


Campuran Beton

BETON K 100
Membuat 1 m3 beton mutu f’c = 7,4 MPa (K 100), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,87
Bahan:
  • Portland cement 247,000 kg
  • PB 869 kg
  • KR (maksimum 30 mm) 999 kg
  • Air 215 Liter
Tenaga kerja:
  • Pekerja 1,650 OH
  • Tukang batu 0,275 OH
  • Kepala tukang 0,028 OH
  • Mandor 0,083 OH

Site Manager Proyek

Site Manager Proyek adalah orang atau seseorang yang dipilih dengan kemampuan tertentu untuk memimpin orang-orang dalam proyek yang berbagai karakteristik, latar belakang budaya, dengan tujuan tertentu dari proyek tersebut.

Tentang Tower Crane

Bagian Tower Crane




Bagian-Bagian Tower Crane

Sebelum melangkah lebih jauh, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu mengenai bagian-bagian dari sebuah tower crane.

Sebuah tower crane setidaknya terdiri dari 3 bagian:
1.       Pondasi
Bagian ini berfungsi meneruskan beban dari tower crane ke tanah keras dan sebagai penahan agar tower crane tidak jatuh. Pada bagian inilah kaki tower crane dibaut pada pondasi beton yang masif dan besar.

2.       Tiang/standard section
Bagian ini merupakan bagian vertikal dari tower crane yang bisa terus tumbuh seiring dengan kebutuhan proyek. Pada bagian ini terdapat tangga vertikal yang dibagi per section yang nantinya akan digunakan oleh operator untuk naik ke atas.

3.       Unit yang berputar
Bagian ini terdiri dari 3 bagian:
a.       Horizontal jib
Horizontal jib adalah bagian horizontal dari sebuah tower crane yang panjang dan berfungsi    sebagai bagian pengangkat beban. Disebut pula sebagai hoisting jib atau working jib.
b.      Machinery jib
Pada bagian inilah terdapat motor penggerak tower crane, alat elektronik dan sebuah beton masif yang berfungsi sebagai counter balance. Oleh karena itu sering pula disebut counter balance jib.
c.       Operator’s cab
Tempat dimana operator bekerja. Cab ini haruslah memiliki jendela besar untuk memastikan operator memiliki pandangan penuh terhadap lokasi konstruksi. Mengingat letaknya yang tinggi, cab ini juga sebaiknya dilengkapi dengan AC dan perlengkapan lainnya.


Cara Menentukan Jenis Pondasi



Dalam pemilihan bentuk pondasi dan jenis pondasi yang memadahi, perlu diperhatikan beberapa hal yang berkaitan dengan pekerjaan pondasi tersebut. Hal ini disebabkan tidak semua jenis pondasi dapat dilaksanakan di semua tempat.(Misal penggunaan pondasi tiang pancang pada daerah padat penduduk tentu tidak tepat meskipun secara teknis telah memenuhi syarat).

Analisa Perhitungan Struktur Plat Beton



Analisa perhitungan pelat lantai dan pelat atap disesuaikan dengan beban yang dipikul tiap lantai dan bentuk pelat mengikuti bentuk denah balok. Dalam Tugas Akhir ini perhitungan mekanika pelat menggunakan cara diskreet Metode Finite Elementt dengan bantuan program SAP2000 versi 10.01

Struktur pelat seluruhnya menggunakan beton konvensional dengan material bahan menggunakan beton f’c = 25 Mpa = 250 kg/cm2, dan baja tulangan utama menggunakan fy = 240 Mpa = 2400 kg/cm2


Fungsi Shear Wall pada Bangunan Bertingkat



Shear Wall adalah jenis Struktur dinding yang berbentuk Beton bertulang yang biasanya dimanfaatkan untuk perletakan Lift pada gedung-gedung tinggi. Struktur jenis ini digunakan pada bangunan yang memerlukan kekakuan dan ketahanan khusus. 

Fungsi Shear Wall pada Gedung secara Umum: 

Perencanaan Balok Beton Bertulang



Pembahasan mengenai balok beton bertulang saya sadur dari artikel Sanggapramana dengan penyesuaian sedikit. Silakan dipelajari bersama-sama.

Balok tanpa tulangan
Sifat beton yaitu kuat terhadap gaya tekan tetapi lemah terhadap gaya tarik. Oleh karena itu, beton dapat mengalami retak jika beban yang dipikulnya menimbulkan tegangan tarik yang melebihi kuat tariknya.