Sifat-sifat jalan beton:
- Kuat
- Awet
- Bebas perawatan
Hal yang penting perlu dipahami,
bahwa cara kerja struktur jalan beton adalah tidak sama dengan cara kerja
konstruksi slab beton bertulang yang digunakan pada bangunan gedung. Meskipun
sama-sama memakai material beton, sehingga awam yang melihatnya sepintas tidak
ada perbedaan, tetapi tidak berarti bahwa cara desain maupun pelaksanaannya
akan sama juga.
Jalan beton dari sisi perilaku
strukturnya memang terlihat lebih bagus, tegangan yang timbul akibat beban yang
sama relatif lebih kecil sehingga tidak diperlukan base-course yang tebal.
Meskipun demikian, karena rigid maka pengaruh shrinkage (kembang susut) karena
thermal menjadi dominan. Hal inilah yang menyebabkan dijumpai beberapa macam
konstruksi jalan beton. Idenya ada dua, yaitu:
- jika jalan beton dibuat kontinyu (pemakaianya nyaman) maka untuk mengantisipasi kembang-susut pada jalan tersebut harus dipasang tulangan baja sebagai tulangan susut. Meskipun jumlahnya relatif kecil, khususnya jika dibandingkan konstruksi slab pada bangunan gedung, tetapi penggunaan tulangan baja menyebabkan jalan beton ini menjadi mahal dan tentu saja pengerjaannya akan lebih kompleks. Ingat, ini konstruksi jalan, yang panjangnya relatif lebih panjang (besar) dibanding slab untuk kontruksi bangunan gedung.
- jalan beton di sekat-sekat dengan siar dilatasi. Jadi jalan beton dibuat atau terdiri dari segment yang terpisah-terpisah. Dengan terpisah-terpisah ini maka resiko kerusakan akibat faktor kembang susut menjadi teratasi tanpa perlu memasang tulangan susut. Ini jelas akan lebih murah di banding sistem diatas. Masalah timbul, selain jalan ini menjadi tidak nyaman (perlu konstruksi khusus agar rata) tetapi juga ada masalah jika terjadi beban di atasnya, tegangan di tanah pada pinggiran segement menjadi besar, berbeda dengan gambaran di atas. Untuk mengatasinya, agar segment sebelah dan sebelahnya juga dapat bekerja maka kedua segment yang berdekatan dipasangi dowel.
No comments:
Post a Comment